Hemi_Misbah
Masa dan harapan telah mengusik sendi
sendi permukaan cerita dalam hidupku, melemahkanku akan menatap indahnya masa
depan yang selama ini aku rangkai seindah tata letak bintang di langit sana.
Bagaiman mungkin aku bisa mengela akan ketetapan ini, disaat semua orang
mengiyakan scenario ini.
Mungkin kata kata itu yang dapat
mewakili jeritan hati yang terbungkam oleh keadaan. Jujur ! selama aku lahir
hingga lulus SMA, tak sedikitpun kata kata manis terurai dari lisan ini, untuk
mengutarakan rasa cinta kepada orang yang aku cinta sayangi. Mesti disetiap aku
menyukai kaum hawa, hanya berdengung dari sorotan bunyi bunyi harapan dari
kejahuan tabir khayal dan mimpi, dan tidak pernah terungkap dalam alam nyata.
Akhirnya penderitaanlah yang bernaubat dalam klise catatn kecilku.
SMA bagiku adalah masa dimana kau
harus membubikan perasaanku kepada orang yang slama ini mengusik ketenangan
batinku. Novaryani, seorang perempuan cantik jelita, pinter dan slalu tersenyum
ketika bertemu denganku. Rasa memilikipun semakin merajai ketika seyumnya
menorehkan puing puing kesendirianku menjadi taburan bintang dan permata.
Kehadirannya dalam cerita hidupku mewarnai hari hariku.
“Bila ini cinta sejatiku, akan aku
bawa dia dihadapan orang tuaku”, gumamku dalam setiap doa pengharapanku. Tak pernah pupus
dan putus munajat cintaku untuk mendapatkannya, entah kenapa seakan doa doaku
terasa tak lengkap disaat namanya tidak aku sebutkan dalam deretan doaku. Rasa
damai dan aman menjamah dalam setiap lini kehidupanku.
****
Satu bulan sudah, aku menyilami danau
danau penuh bunga, hingga saatnya aku harus menyatakan rasa ini secara nyata,
karena bagiku legalisasi dan legimitasi cinta itu sangatlah penting demi proses
keberlanjutan proses asmaraku. Tapi kata kata yang slama ini aku rangkai terus
terhalang oleh kesibukannya, hingga kata cinta itu terpaksa aku simpan di
lemari hati ini hampir satu minggu.
Penantian yang bagiku begitu
medegangkan, ternyata mulai terjawab oleh waktu, disaat Novaryani punya tugas
satu kelompok denganku, dan kebetulan Novaryani mengajakku untuk mengerjakan
tugas itu di rumahnya. Rasa ini mulai memunculkan aroma cinta sejati yang
mungkin tidak akan pernah hancur sampai maut memisahkan kita.
Tepatnya malam rabu, suasana hati
sekan berada di zona nyaman, serentak aku semprotkan parfum sebegitu banykanya
pada bajuku, sisiran rambut ngalah ngalahin orang mau shoting, ya ! begitulah
kalau orang sudah mau ketemuan dengan orang yang di cintai, segala persiapan
sudah aku siapkan, mulai dari busana, sampai sampai ke arah koreografi sudah
aku pelajari semuanya, biara waktu aku menembaknya di pastikan diterima.
****
”Assalamu alaikum”, salamku ketika aku sampai di depan
rumahnya. “Walaikum Salam”, dia menjawab dengan suara lembut dan penuh
perhatian. Dan menyuruhku untuk masuk. Seketika hati kecilku berbisik “wah ini,
rumahnya mertuaku” harapku. Tak lama kemudian dia mengeluarkan semua
perlengakapan yang dibutuhkan ketika mengerjakan tugas kelompok bersamaku.
Selesai sudah tugas kelompok kita,
dan akhirnya tiba saatnya aku harus mengungkapkan rasa ini yang sempat aku
tunda selama dua minggu dan, yang mulanya aku hanya merasa memiliki dalam dunia
khayalku, tapi sekarang aku harus melegalkan hubunganku dengannya. Suasana
khidmat menyelimuti suasana malam itu, dengan rasa canggung mulut ini aku
paksakan berderu di hadapannya bak nyanyian kerinduan. “ aku pingin pingin
bicara sama kamu, tentang suatu hal yang bagitu sangtlah penting”. Ya ! mau
ngomong apa hemi?, ngomong aja gak apa apa ko’”, jawabnya dengan dengan
pandangan penuh kea rah wajahku.
“Begini yan (nama panggilannya).
Terus terang slama aku bertemanan denganmu, serasa hati ini mulai merasa nyaman
dan tentram. Dan aku harap kamu bisa menerima keberadaan diriku dalam hatimu
dalam sebuah garis percintaan”. Ungkapku dengan perasaan malu dan penuh dengan banjiran
keringat yang membasahi bajuku. Seketika dia diam tanpa isyarat apapun, dan
pada saat ini yang membuat aku ketakutan dengan sebuah kata penolakan. “kenapa
diam yan?” tanyaku. “Maaf mi, bukannya aku tidak menerima cintamu,
jujura aku juga suka sama kamu. Tapi sudah satu minggu ini aku sudah dimiliki
orang lain, maaf banget”, “lagian kamu sich datangnya disaat yang kurang tepat.
Cari yang lain aja mi, banyak ko’ wanita lain yang jauh lebih sempurna dariku”,tambahnya.
Dengan rasa kecewa di hati aku
lontarkan kata ridho untuknya “ oea, yan ! gak apa apa, mesti orang yang
telah memiliku itu orang yang sangat tepat untuk mu dari padaku”. Suasana
mulai redup tak bercahaya, dan seketika itu aku pamit untuk pulang.
Gelisah, galau dan penyesalan mulai
hadir tanpa aku undang, harapan yang slama ini aku kisahkan dalam catatan
kecilku, sekan menjadi musibah terberat dalam kisah hidupku. Andai saja aku
tidak megulur ngulur waktu untuk memberikan kepastian cintaku padanya, mungkin
semuanya tidak akan begini.
SO !!, JANGAN PERNAH KAU MERASA
MEMILIKI, TERHADAP ORANG YANG BELUM TENTU KAU MILIKI, SADARILAH. “SIAPA
DIRIMU”..Malang-22-11-1013
0 komentar:
Posting Komentar