Mencintai
dan dicintai merupakan salah satu fitroh keberadaan Manusia yang hidup di dunia
ini, mulai dari balita sampai yang lanjut usia,semuanya membutuhkannya. Tak
hayal bila sifat itu menjadi tolak ukur manusia dalam menjalani skema dinamika
kehidupannya. Manusia dengan sejuta problematika kehidupannya kadangkala dalam
kondisi dukapun masih bisa tertawa dan
tersenyum, jika ada siraman kasih sayang dari orang yang ia cintai. Cinta juga
dapat berimpikasi pada penggapaian asa seorang di masa depan, semisal seperti
yang kita ketahui dalam sejarah BJ. HABIBI, sosok deklarator pesawat terbang
Indonesia, yang bias meraih semua mimpi mimpinya karena dukungan (motivation) dari orang yang ia cintai (ainun), perhatian yang lebih yang
diberikan Ainun pada pencitraan kehidupan habibi, mengantarkan seorang Habibi menggapai semua yang ia impikan.
Tak sedikit contoh (amsal)
yang lain yang menggambarkan, betapa kuat peranan cinta itu dalam kesuksesan
seseorang, power cinta tidak semua orang melihat persepektif wanita, adakalanya
sebagian orang yang mati matian menggapai asanya demi orang tua tercinta,
karena pada hakikatnya cinta yang baik dan tulus ialah ketika lejutan cinta itu
di aplikasikan ke hal hal yang bermanfaat bagi kehidupan, bukan malah di
aplikasikan dalam ranah yang tidak jelas yang sifatnya mengandung nilai
maksiat.
Yang menjadi persoaalan remaja sekarang, ialah ketika
cinta itu mulai menjadi sebuah tempat pelarian dikala mulai malas dengan aktifitas yang menunut
pada pintu gerbang kesuksesan, malah sebaliknya, mereka cendrung dengan adanya
curahan kasih dari orang yang ia cintai, mereka gunakan untuk hala hal yang
tidak bermanfaat, seperti ketemuan, pacaran dan lain lain yang sifatnya menuju
arah kemaksiatan. Sungguh miris dan memperhatinkan jika kita melihat potret
tingkah laku remaja sekarang dalam persepektif cinta, andai saja remaja remaja
sekarang dapat menfiltrasi hakikat cinta dari sudut kebaikan, Maka keberadaan
masa depannya akan lebih baik.
Namun demikian keterikan Mnusia pada aroma kasih sayang,
tidak lepas dari pemberian Allah kepada hambanya untuk mengasimilasikan kadar
kandungan cinta pada setiap orang yang membutukannya, baik orang tua, saudara
sampai pasangan hidup. Dan jadikanlah dari sisi cinta sebagai alat untuk
beribadah kepada Allah, dengan merealisasikan perintahnya dan menjahui
larangannya, lewat asa yang gemilang mari kita arahkan anugrah itu untuk
menggapainya. Dan semoga kita termasuk orang orang yang bias mensyukuri nikmta
cinta itu (Amiin)
Malang,04 september
2013
0 komentar:
Posting Komentar