Pages

Minggu, 15 September 2013

RANGKUMAN BUKU PENDIDIKAN ISLAM
Menggali “Tradisi”, Mengukuhkan Eksistensi
Sebagai tugas merangkum buku karya tulis karya
Drs.HM.Djumransjah,M.Ed
Dr. Abdul Malik Karim,Mpd









Oleh.
AHMAD SUHAIMI : 1211022


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Malang,12-September-2013


  1. KONSEP DAN RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM
  1. Lughotan
Kata pendidikan secara lughotan berasala dari kata “Robba – yurobbi – tarbiyyatan” yang mempunyai makna tumbuh dan berkembang. Aplikasi kata Tarbiyah yang diwahyukan Allah dalam Al Qur’an esensinya mengacu pada gagasan “Kepemilikan” seperti pemilikan keturunan orang tua terhadap anak-anaknya untuk melaksanakan kewajiaban Tarbiyah yang sifatnya rasionalisatif. Sedangkan pada kaca mata yang sebenarnya hanya milik Allah. Seperti contoh ayat yang ada pada Al-Qur’an yang berhubungan dengan kata tarbiyah adalah firman Allah yang berbunyi:
            
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Kata Robbayani pada ayat ini mempunyai arti rahmah (ampunan atau kasih sayang), hal ini mengindekasikan pemberi makanan dan kasih sayang, pakaian dan tempat berteduh dan perawatan, lebih jelasnya ayat di atas menunjukkan kasih sayang orang tua yang telah yang telah memelihara anaknya selama hidupnya. Dan ungkapan kata Tarbiyah pada ayat tadi memberikan sebuah penekanan segi kualitatif.
Tapi menurut Al-attas, apabila pendidikan sekarang lebih menonjolkan pengetahuan dari pada kasih sayang, maka lebih tepatnya menggunakan kata “Ta’dib”. Karena kata Ta’dib konseptualnya sudah mencakup unsure unsur pengetahuan, pengajaran dan pengasuhan yang baik.
Penggunaan istilah pendidikan sering terbaurkan pengertiannya dengan “pengajaran” yang dalam bahasa arabnya “Allama”. Adapun pengertian ta’lim sendiri adalah pemberian (transfer) ilmu pengetahuan sehingga orang yang diajar itu menjadi berilmu pengetahuan, dengan jalan membentangkan, memaparkan, dan menjelaskan isi pengetahuan yang diajarkan itu, sehingga sehingga timbul gambaran jelas apa yang diajarkan itu.
Dapat kita ambil benang merahnya, kalau ta’lim penekannya pada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar kepada subjek didik, sedangkan tarbiyah menekankan pada proses bimbingan pada agar anak memiliki potensi atau sifat dasar asli (fitroh) dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna. Demikian pula ta’dib penekannya pada penggunaan ilmu yang benar dalam diri seseorang sehingga menimbulkan perbuatan dan tingkah laku yang baik.
  1. Istilahan
Ada tiga gagasan yang menjadi sebuah simbolisasi makna secara istilahan dari pendidikan, yaitu proses, kandungan dan penerima. Sehingga pendidikan dapat di definisikan proses penanaman sesuatu kedalam diri Manusia, atau ssesuatu yang secara bertahap diketahui bahwa suatu proses penanaman mengacu kepada metode dan sisitem untuk menanamkan apa yang disebut “pendidikan” secara bertahap dan terencana.
Mustofa Ghalayani dalam kitab Izhatun Nasyi’in, Beliau mengemukakan bahwa tarbiyah adalah penanaman Akhlak yang mulia pada jiwa anak yang sedang tumbuh dengan cara member petunjuk dan nasihat, sehingga ia memiliki potensi dan kompetensi jiwa yang mantap yang dapat membuahkan sifat-sifat arif, cinta akan kreasi dan berguna bagi Nusa dan Bangsanya.
Adapun cirri cirri pendidikan Islam dapat diketahui dari dua segi:
  • Tujuannya; membentuk Individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut ukuran Allah.
  • Isi Pendidikanny; Ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap di dalam Al-Qur’an yang pelaksanaannya ke praktek hidup sehari hari sebagaiman dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

  1. Pengertian Pendidikan Islam
Manusia hidup di dunia ini mulai dari lahir dari rahim ibunya sampai meningglkan dunia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan tahap demi tahap. Begitupun dengan pendidikan sebagai salah satu usaha untuk membina dan mengembangkan seluruh aspek keperibadian manusia jasmani dan rohaniagar menjadi manusia yang berkperibadian harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu banyak pakar pendidikan memberikan arti pendidikan sebagai suatu proses yang berlangsung seumur hidup.
Dapat di persempit lagi arti dari pendidikan dari banyak tokoh adalah proses kependidikan yang mengandung pengarahan kepada suatu tujuan tertentu atau suatu proses yang berlangsung ke asah sasaran tertentu.
Rukun Iman sebagai tolak ukur ilmu ilmu yang berhubungan dengan keimanan membentuk manusia Mukmin dan rukun islam sebagai pendidikan ibadatnya membentuk amal sholeh dalam diri seorang muslim atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa iman (pendidikan keimanan) akan melahirkan amal sholeh . Amal sholeh yang dilahirkan oleh pendidikan keimanan dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
  • Amalan hati, bentuk bentuk yang berhubungan dengan iman kepada Allah, Malaikat- MalaikatNya, Kitab-KitabNya, dan lain lain
  • Amalan lidah, mengucapkan ikrar dua kaliamat syahadat, tadarus Al-Qur’an , berdo’a, berdzikir dan lain lain
  • Amalan badan, amaln yang berhubungan dengan jasmani misalnya menghilangkan dan membersihkan najis di badan, menutup aurat, menegakkan shalat, berpuasa dan lain lainny.




  1. Ruang lingkup Pendidikan Islam
Ruang lingkup pendidikan Islam adalah berkaitan dengan persoalan-persoalan yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat pendidikan Islam yang ada, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Denganm kata lain pendidikan Islam adalah suatu system pendidikan yang memungkinkan seorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan Ideologi islam, sehingga dengan mudah dapat membentuk dirinya sesuai ajaran Islam.


  1. HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM
Manusia adalah sosok Makhluk yang ada di bumi, yang keberadaanya diciptakan oleh Allah, bukan dengan ada dengan sendirinya. Sebagaimana firman Allah:
                        
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
  1. Manusia sebagai Hamba Allah.
Tujuan Manusia hidup di permukaan bumi ini tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana yang telah di firmankan Allah:
      
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
  1. Manusia sebagai Makhluk yang mulia
Manusia diciptakan oleh Allah dengan kedudukan yang mulia baik dilihat dari biologis maupun psikologisnya. Disamping mulia manusia juga tercipta dengan bentuk yang elok dibandingkan makhluk lainnya, sebagaimana firman Allah;
      
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kemuliaan manusia ditentukan dan dimiliki akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
  • Akal dan perasaan
Setiap manusia yang diciptakan oleh Allah dilengkapi dengan akal dan persaan. Akal pusatnya di otak dan fungsinya untuk berfikir. Perasaan pusatnya di hati yang peranannya untuk merasa dan dalam tingkat yang paling tinggi ia melahirkan “kata-hati”. Fungsi fikir dan rasa tidak dapat dipisahkan, karena misalnya orang yang merasa galau, sekaligus juga berfikir. Perasaan galau, sedih cemas, dan takut serta khawatir dapat mempengaruhi kegiatan fikiran seorang.
Allah menyuruh manusia untuk menggunakan kemampuan berfikir tentang dirinya sendiri, tumbuh tumbuhan, hewan dan sebaginya sebagaimana firman Allah yang menyuruh berfikir tentang keberadaan Alam semesta:
                        
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
  • Ilmu Pengetahuan
Dengan ilmu pengetahuan Manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjangkau jauh di luar kemampuan fisiknya. Dalam Islam agar Manusi dapat mempertahankan kemuliaannya, maka manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad,saw. Yang artinya
belajar dan menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim lelaki dan wanita”
Bukan hanya itu, Allah juga menjanjikan kepada Hambanya yang menuntut Ilmu untuk di tinggikan derajatnya, sebagiman firman Allah dalam Al-Qur’an:
                                
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
  • Kebudayaan.
Agama Islam bukan saja dapat memberikan pengaruh terhadap kebudayaan, tetapi adalah juga dapat sekaligus sebagai sumber kebudayaan. Dengan akal, ilmu, dan perasaan. Manusia membentuk kebudayaan dan sekaligus mewariskan kepada generasi berikutnya. Kemanapun manusia menciptakan, mewariskan dan menerima kebudayaan itulah yang menyebabkan manusia sebagai makhluk yang mulia. Itulah pandangan Islam mengenai manusia sebagai pencipta dan dan pendukung kebudayaan
Isyarat tentang ini telah telah dijeladkan Allah dalam Al-Qur’an:
            
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)..

  1. Manusia sebagai Khalifah di muka bumi
Allah telah memberikan kelengkapan yang sempurna kepada manusia untuk bisa dan mampu melaksanakan tugas sebagai kholifah dengan berpedoman dua cara
  • Lewat proses alami, yakni manusia mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang alam yang berupa sunnatullah atau hokum alam
  • Dengan jalan wahyu yang disampaikan melalui para Rosul yang disebut dengan Syariat
Suatu pandangan yang menganggap bahwa manusia di muka bumi sebagai khalifah adalah bersumber dari firman Allah;
                              
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."


  1. Manusia sebagai Makhluk yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab sangat perlu untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan hidup baik untuk kepentingan sendiri, keluarga dan alam limgkungan seluruhnya. Betapa pentingnya tanggung jawab itu, Rasulullah pernah menegaskan dalam hadiztnya yang artinya
Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing masing kamu akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu”
  1. Manusia sebagai pemelihara dan pemanfaat kelestarian Alam.
Allah menciptakan alam seluruhnya agar manusia dapat memanfaatkan dengan sebaik baiknya buat kehidupan mereka di dunia dan bukan sebaliknya dengan membuat kerusakan di muka bumi ini, Allah berfirman:
                                
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)[55]. Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
  1. Manusia sebagai Makhluk yang harus dan dapat Dididik dan Mendidik
Manusia sebagai makhluk yang harus dan dapat dididik dan mendidik adalah makhluk Allah yang dilahirkan sudah membawa potensi dapat mendidik dididik. Itulah sebagai salah satu cirri yang paling fundamental dari profil dan gambaran manusia, karena dididik dan mendidik adalah hal yang khusus hanya terdapat dalam dunia kemanusiaan.
  1. LANDASAN, SUMBER DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Landasan merupakan dasar tempat berpijak yang baik dalam setiap usaha dan kegiatan yang berteologis. Fungsi dari landasan dari pendidikan Islam adalah mempunyai dasar dan sumber keteguhan dan keyakinan agar jalan yang menuju kea rah tertentu dapat tercapai dengan mudah. Untuk memberikan gambaran pengertian yang lebih lantang tentang landasan dan tujuan pendidikan islam, maka akan dapat dipahami pada bahasan berikut:
  1. Landasan pendidikan Islam
Landasan yang di pijakin pendidikan islam adalah, Al-Qur’an dan sunnah Rosullah yang dapat dikembangkan dengan ijma’, qiyas maslahah, mursalah dan lain lain. Karena pendidikan menyangkut ruang lingkup mu’amalah. Al Qur’an dan sunnah adalah dua sumber pokok dalam melakukann ijma’ pada semua amal dan perbuatan dan cara-cara yang islami. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya:

Aku tingglakan untuk kamu dua perkara, tidaklah kamu akan sesat selamanya, jika kamu berpegangan keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku. (H.R.al-Hakim)
  1. Sumber sumber Pendidikan Islam
Menurut Dr. sa’id Ismail Ali bahwa sumber sumber pendidikan Islam itu ada 5 macam:
  • Al- Qur’an
  • Sunnah Nabi
  • Kata kata Sahabat
  • Kemaslahatan Masyrakat (social)
  • Nilai nilai dan kebiasaan Masyrakat.
  1. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pencapaian dalam pendidikan Islam, yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Miqdad Yaljan sebagai berikut;
  • Pembinaan Menjadi Manusia yang berilmu pengetahuan
  • Pembinaan menjadi manusia muslim yang sempurna
  • Pembinaan menjadi sebaik-baik umat beriman diantara manusia
  • Pembinaan menjadi sebaik-baik kehidupan manusia muslim.


  1. TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN DLAM ISLAM
Keberadaan lembaga-lembaga merupakan syarat mutlak untuk memikul tugas dan tanggung jawab yang cultural edukatif yang semakin berat terhadap anak didik atau masyrakat. Semua tugas dan tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan dengan segala jenisnyaberhubungan erat dengan 3 macam tuntutan hidup muslim, yaitu:
  • Membebaskan manusia dari siksaan api Neraka
  • Membina umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat yang di idam idamkan oleh semua orang yang beriman dan bertaqwa.
  • Membentuk pribadi manusia yang memancar sinar keimanan dan satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada Allah serta yang kaya darinya dengan ilmu pengetahuan.

  1. Tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan.
Di dalam keluarga, maka orang tua yang terdiri dari ayah, ibu atau yang diserahi tanggung jawab dalam satu keluarga memegang peranan yang sanagt penting terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu , orang tualah yang merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak anak, karena memang merekalah yang mula mula dikenal anak anak sejak lahir.
  • Peranan Ibu terhadap pendidikan anak dalam keluarga.
Adapun gambaran peranan seorang ibu sesuai fungsi dan tanggung jawab dalam pendidikan anak anak dapat disimpulkan:
  • Sumber dan pemberi rasa kasih sayang
  • Pengasuh dan pemelihara
  • Tempat mencurahkan isi hati
  • Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
  • Pembimbing hubungan pribadi
  • Pendidik dalam segi segi emosional.


  • Peranan Ayah terhadap pendidikan Anak anak dalam Keluarga.
  • Sumber kekuasaan dalam keluarga
  • Penghubung intern keluarga dengan masyrakat atau dunia luar
  • Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
  • Pelindung terhadap ancaman dari luar
  • Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisisihan
  • Pendidik dalam segi segi rasional

  1. Sekolah dan Tanggung jawabnya
Sekolah berfungsi untk membantu keluarga menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan keperibadian yang mulia serta pikiran yang cerdas, sehingga nantinya akan menjadi anggota masyrakat yang bermanfaat sesuai tuntutan dan tata laku masyrakat yang berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur hidup. Adpun siafat –siafat kepribadian dan kewajiaban guru tercermin pada kepribadian, Antara lain:
  • Taqwa kepada Allah
  • Sehat jasmani dan rohani
  • Berilmu dan berpengetahuan
  • Mencintai jabatannya sebagai guru
  • Berwibawa
  • Bersifat sabar dan ikhlas
  • Manusiawi dan bersifat pemaaf
  • Bersikap adil terhadap semua murid
  • Periang atau gembira
  • Dapat bekerjasama dengan orang lain dan masyrakat.



  1. Tanggung jawab Masyrakat terhadap Pendidikan
Masyrakat adalah lembaga ketiga setelah keluarga dan sekolah untuk memberikan pengaruh dan arahan terhadap pendidikan anak-anak. Anak –anak secara tidak langsung menerima pendidikan dari para pemimpin masyrakat, pemimpin agama dan lain lain. Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa dipuncak para pemimpin, para penguasa, para tokoh masyrakat terletak tanggung jawab pengelolaan yang merupakan tanggung jawab moral untuk menyampaikan isi ajaran agama islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadist nabi walau hanya satu ayat.
  1. Pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Di dalam ajaran Islam dikenal adanya system pemerintahan mulai dari cara memilih pemimpin, memimpin masyrakat, membangun bangsa dan Negara mencapai Negara yang adil dan sejahtera dibawah lindungan Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Menurut isyarat al_Qur’an dalam surat Al-Nisa ayat 59 maka orang orang beriman diperintahkan untuk mengikuti pemerintah dan mengurusi orang-orang yang beriman. Kadar manusia beriman diperoleh melalui pendidikan, dank arena beriman mereka taat kepada pemerintah. Dengan demikian, tanggung jawab utama dari pemerintah terhadap pendidikan adalah menanganii pendidikan yang Islam dan disinilah sebenarnya sebenarnya letak kunci keberhasilan untuk mencapai hidup makmur dan bahagia bagi seluruh masyrakat.
























0 komentar:

Posting Komentar