Pages

Kamis, 21 November 2013

MEMILIH SETIA, katanya



Hemi_Misbah
Masa dan harapan telah mengusik sendi sendi permukaan cerita dalam hidupku, melemahkanku akan menatap indahnya masa depan yang selama ini aku rangkai seindah tata letak bintang di langit sana. Bagaiman mungkin aku bisa mengela akan ketetapan ini, disaat semua orang mengiyakan scenario ini.
Mungkin kata kata itu yang dapat mewakili jeritan hati yang terbungkam oleh keadaan. Jujur ! selama aku lahir hingga lulus SMA, tak sedikitpun kata kata manis terurai dari lisan ini, untuk mengutarakan rasa cinta kepada orang yang aku cinta sayangi. Mesti disetiap aku menyukai kaum hawa, hanya berdengung dari sorotan bunyi bunyi harapan dari kejahuan tabir khayal dan mimpi, dan tidak pernah terungkap dalam alam nyata. Akhirnya penderitaanlah yang bernaubat dalam klise catatn kecilku.
SMA bagiku adalah masa dimana kau harus membubikan perasaanku kepada orang yang slama ini mengusik ketenangan batinku. Novaryani, seorang perempuan cantik jelita, pinter dan slalu tersenyum ketika bertemu denganku. Rasa memilikipun semakin merajai ketika seyumnya menorehkan puing puing kesendirianku menjadi taburan bintang dan permata. Kehadirannya dalam cerita hidupku mewarnai hari hariku.
“Bila ini cinta sejatiku, akan aku bawa dia dihadapan orang tuaku”, gumamku dalam setiap doa pengharapanku. Tak pernah pupus dan putus munajat cintaku untuk mendapatkannya, entah kenapa seakan doa doaku terasa tak lengkap disaat namanya tidak aku sebutkan dalam deretan doaku. Rasa damai dan aman menjamah dalam setiap lini kehidupanku.
****
Satu bulan sudah, aku menyilami danau danau penuh bunga, hingga saatnya aku harus menyatakan rasa ini secara nyata, karena bagiku legalisasi dan legimitasi cinta itu sangatlah penting demi proses keberlanjutan proses asmaraku. Tapi kata kata yang slama ini aku rangkai terus terhalang oleh kesibukannya, hingga kata cinta itu terpaksa aku simpan di lemari hati ini hampir satu minggu.
Penantian yang bagiku begitu medegangkan, ternyata mulai terjawab oleh waktu, disaat Novaryani punya tugas satu kelompok denganku, dan kebetulan Novaryani mengajakku untuk mengerjakan tugas itu di rumahnya. Rasa ini mulai memunculkan aroma cinta sejati yang mungkin tidak akan pernah hancur sampai maut memisahkan kita.
Tepatnya malam rabu, suasana hati sekan berada di zona nyaman, serentak aku semprotkan parfum sebegitu banykanya pada bajuku, sisiran rambut ngalah ngalahin orang mau shoting, ya ! begitulah kalau orang sudah mau ketemuan dengan orang yang di cintai, segala persiapan sudah aku siapkan, mulai dari busana, sampai sampai ke arah koreografi sudah aku pelajari semuanya, biara waktu aku menembaknya di pastikan diterima.
****
”Assalamu alaikum”, salamku ketika aku sampai di depan rumahnya. “Walaikum Salam”, dia menjawab dengan suara lembut dan penuh perhatian. Dan menyuruhku untuk masuk. Seketika hati kecilku berbisik “wah ini, rumahnya mertuaku” harapku. Tak lama kemudian dia mengeluarkan semua perlengakapan yang dibutuhkan ketika mengerjakan tugas kelompok bersamaku.
Selesai sudah tugas kelompok kita, dan akhirnya tiba saatnya aku harus mengungkapkan rasa ini yang sempat aku tunda selama dua minggu dan, yang mulanya aku hanya merasa memiliki dalam dunia khayalku, tapi sekarang aku harus melegalkan hubunganku dengannya. Suasana khidmat menyelimuti suasana malam itu, dengan rasa canggung mulut ini aku paksakan berderu di hadapannya bak nyanyian kerinduan. “ aku pingin pingin bicara sama kamu, tentang suatu hal yang bagitu sangtlah penting”. Ya ! mau ngomong apa hemi?, ngomong aja gak apa apa ko’”, jawabnya dengan dengan pandangan penuh kea rah wajahku.
“Begini yan (nama panggilannya). Terus terang slama aku bertemanan denganmu, serasa hati ini mulai merasa nyaman dan tentram. Dan aku harap kamu bisa menerima keberadaan diriku dalam hatimu dalam sebuah garis percintaan”. Ungkapku dengan perasaan malu dan penuh dengan banjiran keringat yang membasahi bajuku. Seketika dia diam tanpa isyarat apapun, dan pada saat ini yang membuat aku ketakutan dengan sebuah kata penolakan. “kenapa diam yan?” tanyaku. “Maaf mi, bukannya aku tidak menerima cintamu, jujura aku juga suka sama kamu. Tapi sudah satu minggu ini aku sudah dimiliki orang lain, maaf banget”, “lagian kamu sich datangnya disaat yang kurang tepat. Cari yang lain aja mi, banyak ko’ wanita lain yang jauh lebih sempurna dariku”,tambahnya.
Dengan rasa kecewa di hati aku lontarkan kata ridho untuknya “ oea, yan ! gak apa apa, mesti orang yang telah memiliku itu orang yang sangat tepat untuk mu dari padaku”. Suasana mulai redup tak bercahaya, dan seketika itu aku pamit untuk pulang.
Gelisah, galau dan penyesalan mulai hadir tanpa aku undang, harapan yang slama ini aku kisahkan dalam catatan kecilku, sekan menjadi musibah terberat dalam kisah hidupku. Andai saja aku tidak megulur ngulur waktu untuk memberikan kepastian cintaku padanya, mungkin semuanya tidak akan begini.
SO !!, JANGAN PERNAH KAU MERASA MEMILIKI, TERHADAP ORANG YANG BELUM TENTU KAU MILIKI, SADARILAH. “SIAPA DIRIMU”..Malang-22-11-1013

Jumat, 08 November 2013

PALESTINA DALAM BINGKAI MUHARROM



Oleh: Hemi_Misbah
Muharom merupakan salah satu bulan dalam hitungan hijriyah, yang dimulai dari hijrohnya Nabi Muhammad SAW.di bulan itu banyak pristiwa yang dapat dijadikan sebuah pijakan hidup beragama diantaranya, pristiwa tebunuhnya sayyidina husain di karbala pada .keholifaan yazid bin muawiyah, pada saat itu terjadilah konflik, dikarenakan pemindahan sistem  kekuasaan dari demokratis ke monarkis, kejadian itu sungguh sangat diluar dugaan logika pemikiran manusai pada saat itu, sosok  yazid yang dianggapnya salah satu pengganti keholifaan bani umayyah yang menurut ramalan akan mengubah peradaban, ternyata melakukan kebijakan yang kejam dan merugikan orang lain.
Dari intisati sejarah itu, esensi pemaknaan muharom itu sendiri juga dimitasikan oleh qobilah israel yang tiada hentinya melakukan intimendasi pada masyrakat palestina, hingga sekarang masyrakat palestina melakukan perayaan muharom itu disambut dengan ledakan bom yang meledak disetiap sudut daerah palestina, tangisan nasib serta penderitaan terus menjadi simbolik.Sudah banyak perdamaian telah diupayakan demi perdamain itu, tapi qobilah israel tetap tidak mau tahu, yang penting mereka dapat mengespansikan wilayah-wilayah yang ada di palestina.
Sejalan dengan firman Allah “wa lan tardho anka al yahudi hatta tattabi’a millatahum”, yang eksitensi dari makna firman itu ialah, kaum-kaum yahudi (termasuk israel) tidak akan pernah berhenti melakukan pengecaman, sehinnga mereka menemukan kejayaan pada agamanya. Kontradiksi selalu menyertai perjalanan dalam setiap langkah kaum muslimin, seakan kalau ditinjau secara kerasionalan logika, mereka selalu menjastise bahwa kaum muslimin adalah yang akan melakukan pergolakan terhadap mereka, padahal sifat toleransi itu telah termaktub dalam Al-qur’an, agama islam telah membuka ruang-ruang kosong untuk mereka agar dapat menjalin suatu persaudaraan, perekonomian asalkan bukan agama.Juga agama islam itu tidak memaksa suatu kaum untuk masuk dalam ranah keislaman, yang penting perdamaian antara manusia tercipta, karena pada hakikatnya manusia itu hidup bersosial.
Rasa prikemanusiaan dan perdamaian dari pihak isrel, serasa tidak akan terbuka hingga ia mendapatkan kekuaasaan tersendiri, menurut dibeberapa wacana yang pernah penulis baca, bahwasanya perdamaian itu akan segera terselesaikan, apabila orang islam palestina mau masuk yahudi, sebab perhelatan itu telah terdokumentasi di Al-qur’an dan merupakan salah satu bukti akan ketidak senangan orang yahudi melihat orang-orang islam bersatu dalam satu kerukunan, karena menurut mereka keberadaan islam itu sangatlah kuat, apabila israel hanya tinggal diam melihat realita keukhuwaan kaum muslim, takutnya mereka yang akan dijajah oleh kaum muslimin.juga diantara wacana yang sebenarnya bertolak belaka dari penjelasan di atas yaitu sebab urgenistik dari penyerangan itu, ialah hamaslah yang duluan melakukan pergolakan terhadap pihak israel, tapi yang jelas perdamaian itu haruslah terjalin.
Di bulan muharom ini, saudara-saudara muslim yang ada di palestina, sedang merayakan  muharrom itu dengan suara terkaan yang amat keras, tak yang seperti di negara islam lainnya, mereka hanya dapat melihat heningnya malam yang di sekitarnya ada banyak bunyian ledakan bom, seraya menuggu ledakan bom itu mengenai pada tubuh mererka, dan pada saat itulah hidup mereka telah berakhir di tangan para biadab-biadab israel.Dan dari refleksi itu, selayaknya kaum muslimin ikut andil dalam mengurangi penderitaan itu, jangan hanya meratapi 
 Malang,September 2012

Rabu, 06 November 2013

Menuju Kebahagiaan Sejati




Oleh; Hemi_Lagi_Novaryani
Setiap Manusia yang hidup di permukaan bumi ini, pasti ingin dirinya merasakan sebuah kebahagian baik lahir maupun bathin, meskipun persepsi setiap individu mempunyai perbedaan intrepretasi dalam mendefinisikan kebahagiaan itu sendiri, ada yang dengan kecukupan finansialnya mereka merasakan kebahagiaan, ada juga yang merasakan kebahagiaannya hanya dengan kehidupan sederhananya. Itu bukti akan kerelatifan kebahagiaan dimata semua orang. Jadi secara tidak langsung definisi pastinya sampai detik ini belum ditemukan titik jelasnya.
Namun kebahagiaan adalah dambaan semua orang mulai dari kalangan rendah, menengah hingga kalangan tinggi, tolak ukur kebahagiaan yang menjadi indikatornya adalah uang dan jabatan, padahal kalau kita kaitkan secara kacamata Islam, harta dan kedudukan merupakan salah satu element yang dapat dikatagorikan sebagai pengganggu dari proses jalannya ibadah, baik ibadah mahdoh maupun non mahdoh. Kendati demikian Islam telah memberikan alternative bagi semua membernya untuk mencapai suatu kebahagian sejati, ada tiga item yang seyogyanya diaplikasikan oleh manusia guna mencapai sebuah pelabuahan kebahagiaan, diantaranya;
1.      Keihlasan
Ihlas adalah salah satu sifat manusia yang dalam melakukan semua amaliahnya hanya karena Allah, dan tidak pernah mengharap balasan atas jasanya. Orang yang menerapkan sifat ihlas dalam hidupnya, akan merasakan kedamaian dan keindahan Dunia, karena semua yang dia lakukan hanya ingin mencapai Ridho Allah, dampaknya ketika dia tidak mendapatkan imbalan, maka dia tidak akan kecewa dan slalu tersenyum pada keadaan. Namun ihlas bukanlah sifat yang mudah dimiliki oleh setiap manusia, berapa banyak ulama’ yang celaka hanya karena tidak memeiliki sifat integritas itu,

“Annaasu_haka_illal_aaalim,wal_alimu_halkaa_illal_aamil,wel_aamilu_helka_illal_mukhlis_wel_mukhlisu_alaa_khotorin_adhziimin
Hadist diatas menunjukkan betapa sulitnya pencapaian predikat Ikhlas itu sampai sampai orang yang tinggi derajatnyapun belum tentu memiliki nilai ikhlas itu, dan ikhlas bukan berarti tidak melakukan yang terbaik, melainkan dengan kelapangannya semua pekerjaannya terselesaikan dengan baik dan tepat. Ironisnya ketika seorang melakukan perbuatan yang baik, namun dalam hati kecilnya terselip rasa riya’ atau takabbur. Sungguh pekerjaan yang seperi itu akan mendatangkan murka Allah, dalam artian hanya orang orang yang melakukan dengan ihlaslah yang akan mendapatkan keluasan pahala dari Allah, sebagaimana firmannya di dalam al Qur’an surat An-Nisa’ ayat 146 :
“Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman”


2.      Jujur
Berkata dengan benar adanya salah satu cermin dari kejujuran manusia, namun sebelum melakukan proses jujur kepada orang lain, lebih baiknya terlebih dahulu membiasakan untuk jujur kepada dirinya sendiri, baru setelah itu membiasakan untuk jujur kepada semua orang. Karena sifat jujur ini sangatlah urgent dalam kehidupan manusia guna membangun sebuah relasi social yang rukun dan harmonis. Prioritas pentingnya kejujuran telah tergambar dalam hitungan kronologi sifat para utusan, dimana jujur (sidiq), memposisikan diri di urutan pertama sebelum amanah, tabliqh dan fathonah.
Setiap manusia melakukan aktivitas baik yang sifatnya hasanah maupun sayyiah akan slalau dicatat oleh malaikat tanpa adanya manipulasi sedikitpun. Mengingat pentingnya kejujuran, Allah pun memerintahkan hambanya untuk slalu bersama (bergaul) dengan orang jujur yang termaktub dalam al Qur’an surat At-taubah ayat 119 :
 “Wahai orang-orang yang beriman ! bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur)”
Dari Ibnu Mas’ud R.a berkata Rasulullah Shallallahu a’laihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya berkata benar itu membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke surga, orang yang jujur itu akan selalu berkata benar sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang benar-benar jujur. Dan sesungguhnya berdusta itu membawa kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu membawa ke neraka, orang yang suka berdusta itu akan selalu bohong sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai pendusta “ (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist lain telah dijelaskan secara gamblang tentang ciri-ciri orang munafiq (tidak jujur)
أية المنافق ثلاث, اذا حدت كذب, واذا أخلف وعدا, واذائتمن خان
Tanda tanda orang munafiq ada tiga (1) ketika berbicara dia berdusta (3) ketika berjanji dia mengingkari, dan (3) ketika di beri kepercayaan dia berkhianat.
Qoidah diatas cukuplah memberikan sebuah pengantar ilmiah, tentang betapa pentingnya nilai kejujuran dalam rangka penunjang kebahagiaan seseorang. Kepercayaan sepertihalnya kertas kertas yang masih halus, namun apabila kertas itu sudah di lipat lipat, maka sulit untuk kembali pada kertas semula yang halus, begitupun kepercayaan ketika kita sudah dipercaya oleh orang lain, namun kita berkhianat, niscaya kita akan sulit dipercaya lagi.

3.      Rasa syukur
Syukur berarti mensyukuri dengan apa yang telah di berikan Allah berupa nikmat, baik nikmat yang kecil maupun yang besar. Implikasi dari rasa syukur itu sendiri akan mengantarkan manusia pada sendi sendi Ridhonya. Sebagai manusia yang hidup di permukaan bumi ini, sudah barang tentu dalam kesehariannya akan menemukan nikmat nikmat kecil yang kadangkala dilupakan dan diasingkan, padahal sekecil apapun nikmat yang telah di berikan Allah kalau disyukuri, akan diberikan nikmat yang lebih besar. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur , niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka pasti azab Ku sangat berat”
Sekilas tiga macam sifat yang harus dijadikan pondasi dalam kehidupan sehari hari, dengan harapan, setiap kondisi dan situasi yang kadangkala menghilangkan senyum bahagia, bisa kembali dengan mengimplementasikan tiga nilai diatas itu, dan semoga dapat menjadi sebuah langkah awal untuk merubah semua keburukan menjadi kebaikan. Amiin. Wallahu A’lam Bi Showab