Pages

Selasa, 31 Desember 2013



CATATAN KECIL TENTANGKU
Hemi'z Misbah
Berawal dari harapan orang tuaku dengan sejuta ikhtiar dan do’a, aku lahir di permukaan bumi ini dengan tangis bahagia yang tepancar dari rawut keluargaku, meski pada saat itu aku belum bisa merekam keadaan sekitar, tapi setidaknya aku bisa membaca dari prosesi  kelahiran saudara saudaraku. Betapa perjuangan ummiku dalam mempertaruhkan nyawanya demi keselamtan anak anaknya, hal itulah yang menjadi harga mati bagiku untuk slalu berbakti dan menuruti apa yang diperintahkan orang tuaku.
Di desa yang kecil dan kumuh aku menjalani ritual hidupku, mulai aku tak mengenal aksara latin hingga aku bisa membacanya dengan terbata bata. Dimasa aku kecil dulu aku slalu menjadi bahan omelan orang tuaku mulai dari kesalahan yang kecil sampai kesalahan yang besar, hukumannya mesti pukulan yang terbuat dari rotan, dan sungguh itu sangat menyakitkan dan lama sembuhnya. Dan maklum abiku memang orang yang keras dan tidak mudah memberikan toleransi pada setiap kesalahan anak anaknya, sampai akhirnya setelah aku sudah duduk dibangku kelas dua Sekolah dasar, abi dan ummiku ingin bekerja di Arab Saudi disebabkan factor ekonomi yang tidak mencukupi untuk kelangsungan hidup. Jadi mulai aku kelas dua SD sampai kelas satu SMA aku hidup bersama kakekku dengan mengandalkan kiriman dari orang tuaku yang berada di negeri Arab sana.
Selama aku ditinggal kedua orang tuaku, dalam kurun waktu 8 tahunan, sikap marah marah dan gampang emosi juga mewaris ke kakekku, dan aku slalu dan adekku slalu disisihkan dari anak anaknya sampai uang jajanpun antara anaknya dan aku lebih besar anaknya sendiri dengan slisih jauh, padahal uang itu hasil dari kiriman orang tuaku. Dan mulai usia sedini  itu aku mulai diajari untuk nelfon sama orang tuaku yang ada di Arab sana untuk meminta kiriman yang banyak, tanpa kakekku mengerti betapa abi dan ummiku disana juga bekerja dengan panting tulang sampai keluar keringat kuning, sedang kakekku hanya bisa merengek dan merengek tanpa adanya rasa syukur sedikitpun.
Tapi keadaan itu tidak membuatku tertekan, aku slalu berusaha menutup nutupi cela kakekku dan biar bagaimanapun beliau tetap kakekku yang harus aku hormati layaknya orang tuaku sendiri. Dan Alhamdulillah semenjak aku duduk di bangku sekolah SD dan Madrasah Diniyah aku slalu mendapatkan bintang kelas yang akhirnya berdampak keterimanya aku disalah satu sekolah menengah pertama (SMP) di kota sampang yang kata semua orang SMP yang saya masuki itu salah satu SMP favorit no 1 di kota Sampang, hal yang membanggakan dan menjadi salah satu tolak ukur sendiri bagi masa depan saya.
Di kota sampanglah aku hidup dengan bemodalkan kegigihan untuk merubah pola hidup, meski kadangkala kiriman saya kurang memadahi untuk kebutuhan sehari hari. Perlahan aku jajaki pansnya kota sampang dengan penuh kesabaran hingga akhirnya aku mendapatkan ringking no 1 di kelas yang unggulan juga di SMP itu, rasa banggapun terus terucap saat aku mengabarkan berita suka itu kepada abi dan ummiku yang ada di Arab Saudi sana.

Tapi entah itu cobaan atau tegura dari yang maha kuasa, aku juga gak tahu. Tepatnya waktu aku sudah lulus tes seleksi masuk di SMA Negeri 2 sampang, seketika aku mendapatkan telfon dari kakekku, beliau mengabarkan bahwa abi dan ummiku kenak taplis sehingga harus pulang ke Madura dan tidak bias melanjuti pekerjaannya di Arab Saudi. Hati kecilku berbisik “kepada siapa lagi yang akan menaggung biaya sekolahku dan adek adekku”. Keadaan itu tidak menjadikan aku larut dalam kesedihan. Dengan kiriman yang seadanya aku mulai menata kehidupan yang sederhana lagi, mulai makan yang basanya tiga kali berubah menjadi dua kali,namun yang terjadi pada prestasiku mulai menurun dan tak satupun prestasi aku dapatkan dalam hal akademikku, ya ! mungkin cambukan keberadaan orang tuakulah yang memberikan aku bebanyang berdampak kepada ketidak sanggupan diriku untuk menjalni ini semua seorang diri.
Tiga tahun aku jalani kehidupan putih abu abuku dengan selebrasi dengan penderitaan dan ketidak mengertianku pada sebagian materi yang slama ini guru transformasikan kepadaku. Dan tidak sedikit guru guru SMA ku kecewa pada penurunan prestasiku, padahal selama aku SMA aku diberikan beasiswa (SPP gratis). Apa mungkin masalah wanita juga mempengaruhi prestasiku??, padahal aku kenal cinta itu hanya pada kelas XII saja dan itupun biasa dikatakan cinta tak sampai alias “tidak berani nembak” pada zona itu aku merasakan keindahan yang sungguh tak wajar bagi kehidupanku, walaupun hanya pengakuanku saja dan si cewek menganggapnya biasa biasa saja dan menganggap kehadiranku sebagai angin lewat yang tak perlu diberi sapa dan senyum, namun setidaknya mengenalinya berikan aku semangat untuk berangkat sekolah. Emang benar kata pepatah “di balik kekuatan seorang lelaki, pasti ada sosok wanita yang hebat dibelakangnya”. Kata bijak itu dalam kehidupanku hanya mengantarkanku untuk semangat masuk dan tidak bolos sekolah, dalam hal prestasi tetap saja tidak ada peningkatan.
Detik detik ujian Nasional mulai merempet dihadapan mata telanjangku, hingga aku memutuskan untuk mengikuti les mata pelajaran yang akan diunaskan, kebetulan sekolah menyediakan les itu, sehingga mudah bagiku untuk mengikutinya. Tiga bulan aku paksakan semua tenaga dan pikiranku untuk focus ke Ujian Nasional, sampai akhirnya tiba hari itu dan seakan semua mata pelajaran yang telah aku dalami hilang semua saat aku mengerjakan UNAS itu, rasa cemas bercampur takut terus menghantuiku paska aku melewati hari hari ujian Nasuinal itu, isu isu banyaknya yang tidak lulus terus menjadi sarapan pagiku saat bertemu sama teman temanku.
Doa doa pengharapan terus terpanjatkan seiring menanti pengumuman kelulusan, tepatnya pada 13 April semua siswa angkatanku dipanggil sekolah, pada ssat itu juga kepala sekolahku memberikan sebuah pengarahan bagi siswa yang nantinya tidak lulus, selaku siswa yang tidak berprestasi sudah barang tentu yang namanya ketakutan terus melahirkan keringat keringat yang membasahi baju putih abu abuku. Tapi yang terjadi, Alhamdulillah semua siswa angkatanku yang berjumlah 600 siswa/siswi lulus 100%, rasa syukurku ku panjatkan di tengah lapangan SMA ku seraya mengikuti arus pergaulan teman teman yang mencorat coret baju putihku, saking bahagianya kita merayaknnya dengan konvoi disepanjang jalan sampai larut malam dan sholatpun terasa tak penting lagi.
Rasa bangga orang tua mulai terwakili oleh airmatanya disaat surat kelulusanku aku kirimkan kepada orang tuaku di Desa. Ya ! walaupun hanya lulus relative rendah nilaiku, karena orang tuaku menganggap bahwa lulus di Ujian Nasional itu sangatlah sulit dan memerlukan pemikiran yang cerdas dan cermat, jadi mereka hanya luluspun salah satu pretasi besar. Tak menutup kemungkinan kebahagiaan orang tuaku bertambah ketika hari wisuda purma SMA di selenggarakan oleh sekolah.
Namun disamping keluarga, aku juga mempunyai kehidupan yang derajtanya sebanding dengan keluarga dalam mengisi warna dalam kehidupanku. Ya ! itu sahabat. Sebagian orang mengatakan masa lalu bersama sahabat lambat laun akan pudar oleh gesekan waktu, tapi lain halnya dengan aku yang slalu menomersatukan sahabat, karena bagaimanapun peranan sahabat dalam perkembangan mentalitas dan moralitas sangat mendukung. Berbicara tentang persahabatan, jujur ! walaupun aku lelaki tapi semasa awal aku masuk di sekolah SMP dan SMA kota, aku  masih mengalmi kendala pergaulan, rasa takut salah dalam bergaul seringkali meninabobokan aku untuk berdiam sendiri dibalik keramaian sekolah, mungkin ke introfiteanku itu sebagian besar karena ummi dan abiku slalu memerlakukan kau denga rada kasar di masa kecilku. Dan sadarpun melintasi arah pikiranku, tepatnya kelas XII SMA saya mulai membiasakan diri untuk berkumpul sama temen.
Di tengah prekonomian keluargaku yang mulai gak karuan,waktu memaksaku berjalan untuk menatap masa depan, meski hati keciku berbisik tentang ketidak sanggupan. Dengan bermodalkan 200 ribu aku beranikan melangkah ke kota Surabaya guna mengikuti test seleksi masuk perguruan tinnggi se Indonesia jalur bidik misi.Tepatnya pada bulan agustus 2012 aku diterima di kampus hijau UIN MALIKI Malang, rasa senang dan bangga menyelimuti segelintir orang disekitarku. Pasalnya temenku yang ikut seleksi ini gak ada yang diterima, akulah satu satunya yang dipercaya oleh allah untuk belajar dan memperdalam keilmuanku.
Pernak pernik airmata dan doa pengharapan terpancar dari rawut wajah abi dan ummiku, disaaat aku harus pergi merantau ke kota malang. Rasa tak rela mulai jelas dan terang ketika pelukan semua yang aku cinta erat dan melekat, seakan memberikan aku ambigu latin untuk penggapain asaku, tapi perasaan biarlah tak rela, yang penting aku akan berjuang demi air mata yang kalian cucurkan pada hari itu. “ Abi dan Ummiku, doakan anakmu ini, aku sayang abi dan Ummi”..
Malang, 22 oktober 2013.

Kamis, 21 November 2013

MEMILIH SETIA, katanya



Hemi_Misbah
Masa dan harapan telah mengusik sendi sendi permukaan cerita dalam hidupku, melemahkanku akan menatap indahnya masa depan yang selama ini aku rangkai seindah tata letak bintang di langit sana. Bagaiman mungkin aku bisa mengela akan ketetapan ini, disaat semua orang mengiyakan scenario ini.
Mungkin kata kata itu yang dapat mewakili jeritan hati yang terbungkam oleh keadaan. Jujur ! selama aku lahir hingga lulus SMA, tak sedikitpun kata kata manis terurai dari lisan ini, untuk mengutarakan rasa cinta kepada orang yang aku cinta sayangi. Mesti disetiap aku menyukai kaum hawa, hanya berdengung dari sorotan bunyi bunyi harapan dari kejahuan tabir khayal dan mimpi, dan tidak pernah terungkap dalam alam nyata. Akhirnya penderitaanlah yang bernaubat dalam klise catatn kecilku.
SMA bagiku adalah masa dimana kau harus membubikan perasaanku kepada orang yang slama ini mengusik ketenangan batinku. Novaryani, seorang perempuan cantik jelita, pinter dan slalu tersenyum ketika bertemu denganku. Rasa memilikipun semakin merajai ketika seyumnya menorehkan puing puing kesendirianku menjadi taburan bintang dan permata. Kehadirannya dalam cerita hidupku mewarnai hari hariku.
“Bila ini cinta sejatiku, akan aku bawa dia dihadapan orang tuaku”, gumamku dalam setiap doa pengharapanku. Tak pernah pupus dan putus munajat cintaku untuk mendapatkannya, entah kenapa seakan doa doaku terasa tak lengkap disaat namanya tidak aku sebutkan dalam deretan doaku. Rasa damai dan aman menjamah dalam setiap lini kehidupanku.
****
Satu bulan sudah, aku menyilami danau danau penuh bunga, hingga saatnya aku harus menyatakan rasa ini secara nyata, karena bagiku legalisasi dan legimitasi cinta itu sangatlah penting demi proses keberlanjutan proses asmaraku. Tapi kata kata yang slama ini aku rangkai terus terhalang oleh kesibukannya, hingga kata cinta itu terpaksa aku simpan di lemari hati ini hampir satu minggu.
Penantian yang bagiku begitu medegangkan, ternyata mulai terjawab oleh waktu, disaat Novaryani punya tugas satu kelompok denganku, dan kebetulan Novaryani mengajakku untuk mengerjakan tugas itu di rumahnya. Rasa ini mulai memunculkan aroma cinta sejati yang mungkin tidak akan pernah hancur sampai maut memisahkan kita.
Tepatnya malam rabu, suasana hati sekan berada di zona nyaman, serentak aku semprotkan parfum sebegitu banykanya pada bajuku, sisiran rambut ngalah ngalahin orang mau shoting, ya ! begitulah kalau orang sudah mau ketemuan dengan orang yang di cintai, segala persiapan sudah aku siapkan, mulai dari busana, sampai sampai ke arah koreografi sudah aku pelajari semuanya, biara waktu aku menembaknya di pastikan diterima.
****
”Assalamu alaikum”, salamku ketika aku sampai di depan rumahnya. “Walaikum Salam”, dia menjawab dengan suara lembut dan penuh perhatian. Dan menyuruhku untuk masuk. Seketika hati kecilku berbisik “wah ini, rumahnya mertuaku” harapku. Tak lama kemudian dia mengeluarkan semua perlengakapan yang dibutuhkan ketika mengerjakan tugas kelompok bersamaku.
Selesai sudah tugas kelompok kita, dan akhirnya tiba saatnya aku harus mengungkapkan rasa ini yang sempat aku tunda selama dua minggu dan, yang mulanya aku hanya merasa memiliki dalam dunia khayalku, tapi sekarang aku harus melegalkan hubunganku dengannya. Suasana khidmat menyelimuti suasana malam itu, dengan rasa canggung mulut ini aku paksakan berderu di hadapannya bak nyanyian kerinduan. “ aku pingin pingin bicara sama kamu, tentang suatu hal yang bagitu sangtlah penting”. Ya ! mau ngomong apa hemi?, ngomong aja gak apa apa ko’”, jawabnya dengan dengan pandangan penuh kea rah wajahku.
“Begini yan (nama panggilannya). Terus terang slama aku bertemanan denganmu, serasa hati ini mulai merasa nyaman dan tentram. Dan aku harap kamu bisa menerima keberadaan diriku dalam hatimu dalam sebuah garis percintaan”. Ungkapku dengan perasaan malu dan penuh dengan banjiran keringat yang membasahi bajuku. Seketika dia diam tanpa isyarat apapun, dan pada saat ini yang membuat aku ketakutan dengan sebuah kata penolakan. “kenapa diam yan?” tanyaku. “Maaf mi, bukannya aku tidak menerima cintamu, jujura aku juga suka sama kamu. Tapi sudah satu minggu ini aku sudah dimiliki orang lain, maaf banget”, “lagian kamu sich datangnya disaat yang kurang tepat. Cari yang lain aja mi, banyak ko’ wanita lain yang jauh lebih sempurna dariku”,tambahnya.
Dengan rasa kecewa di hati aku lontarkan kata ridho untuknya “ oea, yan ! gak apa apa, mesti orang yang telah memiliku itu orang yang sangat tepat untuk mu dari padaku”. Suasana mulai redup tak bercahaya, dan seketika itu aku pamit untuk pulang.
Gelisah, galau dan penyesalan mulai hadir tanpa aku undang, harapan yang slama ini aku kisahkan dalam catatan kecilku, sekan menjadi musibah terberat dalam kisah hidupku. Andai saja aku tidak megulur ngulur waktu untuk memberikan kepastian cintaku padanya, mungkin semuanya tidak akan begini.
SO !!, JANGAN PERNAH KAU MERASA MEMILIKI, TERHADAP ORANG YANG BELUM TENTU KAU MILIKI, SADARILAH. “SIAPA DIRIMU”..Malang-22-11-1013

Jumat, 08 November 2013

PALESTINA DALAM BINGKAI MUHARROM



Oleh: Hemi_Misbah
Muharom merupakan salah satu bulan dalam hitungan hijriyah, yang dimulai dari hijrohnya Nabi Muhammad SAW.di bulan itu banyak pristiwa yang dapat dijadikan sebuah pijakan hidup beragama diantaranya, pristiwa tebunuhnya sayyidina husain di karbala pada .keholifaan yazid bin muawiyah, pada saat itu terjadilah konflik, dikarenakan pemindahan sistem  kekuasaan dari demokratis ke monarkis, kejadian itu sungguh sangat diluar dugaan logika pemikiran manusai pada saat itu, sosok  yazid yang dianggapnya salah satu pengganti keholifaan bani umayyah yang menurut ramalan akan mengubah peradaban, ternyata melakukan kebijakan yang kejam dan merugikan orang lain.
Dari intisati sejarah itu, esensi pemaknaan muharom itu sendiri juga dimitasikan oleh qobilah israel yang tiada hentinya melakukan intimendasi pada masyrakat palestina, hingga sekarang masyrakat palestina melakukan perayaan muharom itu disambut dengan ledakan bom yang meledak disetiap sudut daerah palestina, tangisan nasib serta penderitaan terus menjadi simbolik.Sudah banyak perdamaian telah diupayakan demi perdamain itu, tapi qobilah israel tetap tidak mau tahu, yang penting mereka dapat mengespansikan wilayah-wilayah yang ada di palestina.
Sejalan dengan firman Allah “wa lan tardho anka al yahudi hatta tattabi’a millatahum”, yang eksitensi dari makna firman itu ialah, kaum-kaum yahudi (termasuk israel) tidak akan pernah berhenti melakukan pengecaman, sehinnga mereka menemukan kejayaan pada agamanya. Kontradiksi selalu menyertai perjalanan dalam setiap langkah kaum muslimin, seakan kalau ditinjau secara kerasionalan logika, mereka selalu menjastise bahwa kaum muslimin adalah yang akan melakukan pergolakan terhadap mereka, padahal sifat toleransi itu telah termaktub dalam Al-qur’an, agama islam telah membuka ruang-ruang kosong untuk mereka agar dapat menjalin suatu persaudaraan, perekonomian asalkan bukan agama.Juga agama islam itu tidak memaksa suatu kaum untuk masuk dalam ranah keislaman, yang penting perdamaian antara manusia tercipta, karena pada hakikatnya manusia itu hidup bersosial.
Rasa prikemanusiaan dan perdamaian dari pihak isrel, serasa tidak akan terbuka hingga ia mendapatkan kekuaasaan tersendiri, menurut dibeberapa wacana yang pernah penulis baca, bahwasanya perdamaian itu akan segera terselesaikan, apabila orang islam palestina mau masuk yahudi, sebab perhelatan itu telah terdokumentasi di Al-qur’an dan merupakan salah satu bukti akan ketidak senangan orang yahudi melihat orang-orang islam bersatu dalam satu kerukunan, karena menurut mereka keberadaan islam itu sangatlah kuat, apabila israel hanya tinggal diam melihat realita keukhuwaan kaum muslim, takutnya mereka yang akan dijajah oleh kaum muslimin.juga diantara wacana yang sebenarnya bertolak belaka dari penjelasan di atas yaitu sebab urgenistik dari penyerangan itu, ialah hamaslah yang duluan melakukan pergolakan terhadap pihak israel, tapi yang jelas perdamaian itu haruslah terjalin.
Di bulan muharom ini, saudara-saudara muslim yang ada di palestina, sedang merayakan  muharrom itu dengan suara terkaan yang amat keras, tak yang seperti di negara islam lainnya, mereka hanya dapat melihat heningnya malam yang di sekitarnya ada banyak bunyian ledakan bom, seraya menuggu ledakan bom itu mengenai pada tubuh mererka, dan pada saat itulah hidup mereka telah berakhir di tangan para biadab-biadab israel.Dan dari refleksi itu, selayaknya kaum muslimin ikut andil dalam mengurangi penderitaan itu, jangan hanya meratapi 
 Malang,September 2012

Rabu, 06 November 2013

Menuju Kebahagiaan Sejati




Oleh; Hemi_Lagi_Novaryani
Setiap Manusia yang hidup di permukaan bumi ini, pasti ingin dirinya merasakan sebuah kebahagian baik lahir maupun bathin, meskipun persepsi setiap individu mempunyai perbedaan intrepretasi dalam mendefinisikan kebahagiaan itu sendiri, ada yang dengan kecukupan finansialnya mereka merasakan kebahagiaan, ada juga yang merasakan kebahagiaannya hanya dengan kehidupan sederhananya. Itu bukti akan kerelatifan kebahagiaan dimata semua orang. Jadi secara tidak langsung definisi pastinya sampai detik ini belum ditemukan titik jelasnya.
Namun kebahagiaan adalah dambaan semua orang mulai dari kalangan rendah, menengah hingga kalangan tinggi, tolak ukur kebahagiaan yang menjadi indikatornya adalah uang dan jabatan, padahal kalau kita kaitkan secara kacamata Islam, harta dan kedudukan merupakan salah satu element yang dapat dikatagorikan sebagai pengganggu dari proses jalannya ibadah, baik ibadah mahdoh maupun non mahdoh. Kendati demikian Islam telah memberikan alternative bagi semua membernya untuk mencapai suatu kebahagian sejati, ada tiga item yang seyogyanya diaplikasikan oleh manusia guna mencapai sebuah pelabuahan kebahagiaan, diantaranya;
1.      Keihlasan
Ihlas adalah salah satu sifat manusia yang dalam melakukan semua amaliahnya hanya karena Allah, dan tidak pernah mengharap balasan atas jasanya. Orang yang menerapkan sifat ihlas dalam hidupnya, akan merasakan kedamaian dan keindahan Dunia, karena semua yang dia lakukan hanya ingin mencapai Ridho Allah, dampaknya ketika dia tidak mendapatkan imbalan, maka dia tidak akan kecewa dan slalu tersenyum pada keadaan. Namun ihlas bukanlah sifat yang mudah dimiliki oleh setiap manusia, berapa banyak ulama’ yang celaka hanya karena tidak memeiliki sifat integritas itu,

“Annaasu_haka_illal_aaalim,wal_alimu_halkaa_illal_aamil,wel_aamilu_helka_illal_mukhlis_wel_mukhlisu_alaa_khotorin_adhziimin
Hadist diatas menunjukkan betapa sulitnya pencapaian predikat Ikhlas itu sampai sampai orang yang tinggi derajatnyapun belum tentu memiliki nilai ikhlas itu, dan ikhlas bukan berarti tidak melakukan yang terbaik, melainkan dengan kelapangannya semua pekerjaannya terselesaikan dengan baik dan tepat. Ironisnya ketika seorang melakukan perbuatan yang baik, namun dalam hati kecilnya terselip rasa riya’ atau takabbur. Sungguh pekerjaan yang seperi itu akan mendatangkan murka Allah, dalam artian hanya orang orang yang melakukan dengan ihlaslah yang akan mendapatkan keluasan pahala dari Allah, sebagaimana firmannya di dalam al Qur’an surat An-Nisa’ ayat 146 :
“Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman”


2.      Jujur
Berkata dengan benar adanya salah satu cermin dari kejujuran manusia, namun sebelum melakukan proses jujur kepada orang lain, lebih baiknya terlebih dahulu membiasakan untuk jujur kepada dirinya sendiri, baru setelah itu membiasakan untuk jujur kepada semua orang. Karena sifat jujur ini sangatlah urgent dalam kehidupan manusia guna membangun sebuah relasi social yang rukun dan harmonis. Prioritas pentingnya kejujuran telah tergambar dalam hitungan kronologi sifat para utusan, dimana jujur (sidiq), memposisikan diri di urutan pertama sebelum amanah, tabliqh dan fathonah.
Setiap manusia melakukan aktivitas baik yang sifatnya hasanah maupun sayyiah akan slalau dicatat oleh malaikat tanpa adanya manipulasi sedikitpun. Mengingat pentingnya kejujuran, Allah pun memerintahkan hambanya untuk slalu bersama (bergaul) dengan orang jujur yang termaktub dalam al Qur’an surat At-taubah ayat 119 :
 “Wahai orang-orang yang beriman ! bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur)”
Dari Ibnu Mas’ud R.a berkata Rasulullah Shallallahu a’laihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya berkata benar itu membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke surga, orang yang jujur itu akan selalu berkata benar sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang benar-benar jujur. Dan sesungguhnya berdusta itu membawa kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu membawa ke neraka, orang yang suka berdusta itu akan selalu bohong sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai pendusta “ (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist lain telah dijelaskan secara gamblang tentang ciri-ciri orang munafiq (tidak jujur)
أية المنافق ثلاث, اذا حدت كذب, واذا أخلف وعدا, واذائتمن خان
Tanda tanda orang munafiq ada tiga (1) ketika berbicara dia berdusta (3) ketika berjanji dia mengingkari, dan (3) ketika di beri kepercayaan dia berkhianat.
Qoidah diatas cukuplah memberikan sebuah pengantar ilmiah, tentang betapa pentingnya nilai kejujuran dalam rangka penunjang kebahagiaan seseorang. Kepercayaan sepertihalnya kertas kertas yang masih halus, namun apabila kertas itu sudah di lipat lipat, maka sulit untuk kembali pada kertas semula yang halus, begitupun kepercayaan ketika kita sudah dipercaya oleh orang lain, namun kita berkhianat, niscaya kita akan sulit dipercaya lagi.

3.      Rasa syukur
Syukur berarti mensyukuri dengan apa yang telah di berikan Allah berupa nikmat, baik nikmat yang kecil maupun yang besar. Implikasi dari rasa syukur itu sendiri akan mengantarkan manusia pada sendi sendi Ridhonya. Sebagai manusia yang hidup di permukaan bumi ini, sudah barang tentu dalam kesehariannya akan menemukan nikmat nikmat kecil yang kadangkala dilupakan dan diasingkan, padahal sekecil apapun nikmat yang telah di berikan Allah kalau disyukuri, akan diberikan nikmat yang lebih besar. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur , niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka pasti azab Ku sangat berat”
Sekilas tiga macam sifat yang harus dijadikan pondasi dalam kehidupan sehari hari, dengan harapan, setiap kondisi dan situasi yang kadangkala menghilangkan senyum bahagia, bisa kembali dengan mengimplementasikan tiga nilai diatas itu, dan semoga dapat menjadi sebuah langkah awal untuk merubah semua keburukan menjadi kebaikan. Amiin. Wallahu A’lam Bi Showab