Pages

Rabu, 30 Oktober 2013

“KILASAN SEJARAH PERKEMBANGAN KEBIJAKAN POLITIK TERKAIT PENDIDIKAN ISLAM”




AHMAD SUHAIMI : (12110227)
A.    Perjalanan Transformasi Nabi Muhammaad dalam keilmuannya
Islam adalah agama yang kaffah sekaligus “Rahmatan lil alamiin”. Berkat penyebaran islam yang diprakarsai oleh Nabi Muhammad berimpikasi pada ekspansi Islam dari mekkah menuju Negara luar arab (mekkah), dan semua itu bukan hal yang mudah untuk dilakikan oleh manusia pada umumnya, tanpa adanya petunjuk Allah melewati wahyu wahyu Nya. Dengan gaya penyebaran yang sifatnya sirriyah dan jahriyah, semua kalangan yang ada pada masa itu dapat menerima islam dengan hati yang terbuka (dialogis), tanpa adanya kecemburuan social, meskipun sebagian kecil dari kalangan ada juga yang memusuhi peranan nabi sebagai pembawa lentera, sampai sampai terjadilah peperangan dari berbagai sudut. Namun hal tersebut tidak membuat nabi mati akal, nabi terus mencarai cara untuk bias mempercayai keberadaan dan kebenaran islam sebagai jalan alternative menuju kemaslahatan umat.
Nabi diturunkan di muka bumi ini, tidak lain hanyalah ingin menyempurnakan akhlak manusia yang dulunya penuh dengan kedzoliman dan kebodohan dibawa menuju dinamika kehidupan yang damai dan sejahtera. Bukti konkritnya, kalau kita menelaah lebih jauh lagi tentang keberadaan bangsa arab pra datangnya sosok Muhammad, semua Manusia yang hidup dikala itu, mempunyai pradigma yang sangat jahil dengan adegium “seorang anak perempuan yang baru lahir dari rahim ibunya, harus segera di kuburkan hidup hidup, karena kalau dibiarin hidup akan membawa petaka bagi orang tuanya”. Sungguh miris kalau kejadian itu terjadi pada masa sekarang, tapi adegium itu mulai runtuh tak tersisia ketika seorang Muhammad mulai mengubah pradaban jahiliyah itu kepangkuan pradaban ilmiah.
Terlepas dari semua itu, ketika Nabi Muhammad dipercaya untuk menjadi nabi, seketika Allah menurunkan ayat al-Alaq.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ  
Yang artinya.
(1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Subuah ayat yang memperintahkan Muhammad untuk membaca, membaca disini menurut sebagian keterangan, bukan saja membaca buku atau kitab, membaca sesuatu yang terjadi pada lingkungan sekitar, juga dapat dikatagorikan sebagai membaca yang ada pada surat al_Alaq.
Ayat diatas secara tidak langsung menyuruh Nabi untuk memiliki pengetahuan yang luas dan lugas, karena peranan ilmu pada saat itu sangat membantu Nabi dalam penyebaran agama islam, lebih lebih pada saat itu orang arab terkenal denag Syair syairnya,yang mempunyai nilai tersendiri untuk membujuk suatu kaum agar mengikuti kelompoknya. Lambat laun Nabi mulai mensyiarkan pentingnya pendidikan, dimulai dari kota mekkah, karena kota Mekkah merupakan salah satu kota pertama yang nabi Islamkan, disana Nabi lebih menekankan pada keilmuan yang sifatnya ketauhidan dan akhlaq melewati media sedanya dan tempat yang digunakan pada saat itu dalah Masjid dengan mermetodekan halaqoh.
Hiruk pikuk perjalanan Nabi dalam mensyiarkan agama Islam di Mekkah akhirnya terjawab, setelah sebagian banyak Qobilah yang ada di Arab ikut mengimani agama yang disyariatkan Allah lewat Nabi Muhammad. Setelah itu nabi melanjutkan perjalanannya menuju kota Madinah. Ketika Nabi Muhammad berada di kota yastrib ini ( mdinah). Karena melihat Nabi Muhammad telah sukses membangun nilai ketauhidan di kota Mekkah, di Madinah Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar dasar terbentuknya masyrakat yang bersatu pada secara intern (kedalam) dan keluar diakui dan disegani oleh Masyrakat lainnya (sebagai kesatuan politik). Dasar dasr tersebut adalah:
1.      Nabi Muhammad SAW mengikis habis sisa sisa permusuhan antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara mereka . Nabi mempersaudarakan dua dua orang, mula mula diantara sesama Muhajirin, kemudia diantara Muhajirin dan Anshor. Dengan lahirnya persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum Muslimin[1]
2.      Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Mekkah
3.      Untuk menjalin kerjasama dan saling tolong menolong dalam rangka tata kehidupan Masyrakat yang adail dan makmur, turunlah syariat zakat dan puasa, yang merupakan pendidikan bagi warga masyrakat dalam tanggung jawab social, baik secara materiil maupun moril
4.      Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyrakat baru di Madinah, adalah disyariatkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu sholat jum’at yang dilaksanakan secara berjama’ah. Dengan sholat jum’at tersebut hampir  seluruh warga masyrakat berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhaammad SAW.
Rasa harga diri dan kebanggan social tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam sholat dari baitul Maqdis kea rah Baitul haram mekkah, karena dengan demikian mereka merasa sebagai umat yang memiliki identitas[2]
Adapun pendidikansosial kewarganegaraan Islam pada masa itu adalah pokok pokokmpikiran yang terkandung dalam kontstitusi madinah, yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan disempurnakan denga ayat ayat yang turun selama priode Madinah, 

B.     Kebijakan Politik terkait Pendidikan Islam.
Pradigma Manusia sekarang tentang politik adalah sebuah perkara yang sifatnya sayyiah dan tidak layak diaplikasikan dalam segala akhwal. Lebih dari itu peranan politik dalam memajukan pendidikan Islam sangatlah muhim(urgent). Semisal adanya perpustakaan maktab dan lembaga lembaga pada zaman dulu merupakan hasil dari kebijakan politik demi menumbuh kembangkan nilai edukatif pada masa itu.
Lebih dalamnya lagi sebagai pengantar contoh kebijakan politik terkait pendidikan, ialah penentuan materi yang dipegang langsung oleh Nabi Muhammad SAW secara oteratif, seperti
1.      Makkah.
Ø  Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat-ayat Makiyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadist.
Ø  Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlaq.
2.      Madinah.
Ø  Upaya pendidikan yang dilakukan Nabi, pertama-tama membangun masjid, melalui masjid ini nabi memberikan pendidikan Islam
Ø  Materi pendidikan Islam yangdiajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlaq, iabadah,kesehatan jasmani dan pengetahuan kemasyrakatan.
Untuk melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik, rasulullah telah melakukan serangkaian kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan kondisi.
Proses pendidikan pada zaman Rasulullah berada di makkah berjalan sebagaimana yang duharapkan. Hal yang demikian belum dimungkinkan, karena pada saat itu Nabi Muhammad belum berperan sebagai pemimpin atau kepala Negara, bahakan beliau dan para pengikutnya berada dalam bayang bayang ancaman pembunuhan kaum kafir Quraisy. Selama di Makkah pendidikan belangsung dari rumah ke rumah secara sembunyi sembunyi. Diantara yang terkenal adalah rumah al-Arqom. Langkah yang bijak yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal islam ini adalah melarang para pengikutnya untuk menampakkan keIslamannya dalam berbagai hal.
Setelah Masyrakat Islam terbentuk di Madinah, barulah pendidikanIslam berjalan dengan leluasa dan terbuka secara umum. Kebijakan yang dilakukan Nabi Muhammad pada saat itu adalah;
1.      Mmembangun Masjid di Madinah, yang digunakan sebagai tempat dakwah.
2.      Mempersatukan berbagai potensi yang semula salaing berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam madinah. Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan Msyrakat yang harmonis dan damai[3]
Sebagian banyak Isi artikel ini, diambil dari seumber jurnal pendidikan Islam, buah karya dari “Hamim hafidin” mahasiswa S2 UIN SGD Bandung parody Ilmu Agama Islam kosentrasi Ilmu Pendidikan Islam.


[1] Prof.Dr.H.Mahmud Yunus, sejarah…hal 26
[2] Zuhairini,dkk,sejarah pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, cet 9, 2008 hal 37
[3] Prof.Dr.H.Abuddin Nata, MA, Pendidikan Islam persepektif hadist.ciputan:UIN Jakarta press 2005 hal24

0 komentar:

Posting Komentar