AHMAD
SUHAIMI : (12110227)
A. Perjalanan
Transformasi Nabi Muhammaad dalam keilmuannya
Islam
adalah agama yang kaffah sekaligus “Rahmatan
lil alamiin”. Berkat penyebaran islam yang diprakarsai oleh Nabi Muhammad
berimpikasi pada ekspansi Islam dari mekkah menuju Negara luar arab (mekkah), dan semua itu bukan hal yang
mudah untuk dilakikan oleh manusia pada umumnya, tanpa adanya petunjuk Allah
melewati wahyu wahyu Nya. Dengan gaya penyebaran yang sifatnya sirriyah dan
jahriyah, semua kalangan yang ada pada masa itu dapat menerima islam dengan
hati yang terbuka (dialogis), tanpa
adanya kecemburuan social, meskipun sebagian kecil dari kalangan ada juga yang
memusuhi peranan nabi sebagai pembawa lentera, sampai sampai terjadilah
peperangan dari berbagai sudut. Namun hal tersebut tidak membuat nabi mati
akal, nabi terus mencarai cara untuk bias mempercayai keberadaan dan kebenaran
islam sebagai jalan alternative menuju kemaslahatan umat.
Nabi
diturunkan di muka bumi ini, tidak lain hanyalah ingin menyempurnakan akhlak
manusia yang dulunya penuh dengan kedzoliman dan kebodohan dibawa menuju
dinamika kehidupan yang damai dan sejahtera. Bukti konkritnya, kalau kita
menelaah lebih jauh lagi tentang keberadaan bangsa arab pra datangnya sosok
Muhammad, semua Manusia yang hidup dikala itu, mempunyai pradigma yang sangat
jahil dengan adegium “seorang anak perempuan yang baru lahir dari rahim ibunya,
harus segera di kuburkan hidup hidup, karena kalau dibiarin hidup akan membawa
petaka bagi orang tuanya”. Sungguh miris kalau kejadian itu terjadi pada masa
sekarang, tapi adegium itu mulai runtuh tak tersisia ketika seorang Muhammad
mulai mengubah pradaban jahiliyah itu kepangkuan pradaban ilmiah.
Terlepas
dari semua itu, ketika Nabi Muhammad dipercaya untuk menjadi nabi, seketika
Allah menurunkan ayat al-Alaq.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ
Yang
artinya.
(1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan,(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Subuah
ayat yang memperintahkan Muhammad untuk membaca, membaca disini menurut
sebagian keterangan, bukan saja membaca buku atau kitab, membaca sesuatu yang
terjadi pada lingkungan sekitar, juga dapat dikatagorikan sebagai membaca yang
ada pada surat al_Alaq.
Ayat
diatas secara tidak langsung menyuruh Nabi untuk memiliki pengetahuan yang luas
dan lugas, karena peranan ilmu pada saat itu sangat membantu Nabi dalam
penyebaran agama islam, lebih lebih pada saat itu orang arab terkenal denag
Syair syairnya,yang mempunyai nilai tersendiri untuk membujuk suatu kaum agar
mengikuti kelompoknya. Lambat laun Nabi mulai mensyiarkan pentingnya
pendidikan, dimulai dari kota mekkah, karena kota Mekkah merupakan salah satu
kota pertama yang nabi Islamkan, disana Nabi lebih menekankan pada keilmuan
yang sifatnya ketauhidan dan akhlaq melewati media sedanya dan tempat yang
digunakan pada saat itu dalah Masjid dengan mermetodekan halaqoh.
Hiruk
pikuk perjalanan Nabi dalam mensyiarkan agama Islam di Mekkah akhirnya
terjawab, setelah sebagian banyak Qobilah yang ada di Arab ikut mengimani agama
yang disyariatkan Allah lewat Nabi Muhammad. Setelah itu nabi melanjutkan
perjalanannya menuju kota Madinah. Ketika Nabi Muhammad berada di kota yastrib
ini ( mdinah). Karena melihat Nabi
Muhammad telah sukses membangun nilai ketauhidan di kota Mekkah, di Madinah
Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar dasar terbentuknya masyrakat yang
bersatu pada secara intern (kedalam) dan
keluar diakui dan disegani oleh Masyrakat lainnya (sebagai kesatuan politik). Dasar dasr tersebut adalah:
1.
Nabi Muhammad SAW mengikis habis sisa
sisa permusuhan antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara
mereka . Nabi mempersaudarakan dua dua orang, mula mula diantara sesama
Muhajirin, kemudia diantara Muhajirin dan Anshor. Dengan lahirnya persaudaraan
itu bertambah kokohlah persatuan kaum Muslimin[1]
2.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,
Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja
sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Mekkah
3.
Untuk menjalin kerjasama dan saling
tolong menolong dalam rangka tata kehidupan Masyrakat yang adail dan makmur,
turunlah syariat zakat dan puasa, yang merupakan pendidikan bagi warga
masyrakat dalam tanggung jawab social, baik secara materiil maupun moril
4.
Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif
dalam pembinaan dan pengembangan masyrakat baru di Madinah, adalah
disyariatkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu sholat jum’at yang
dilaksanakan secara berjama’ah. Dengan sholat jum’at tersebut hampir seluruh warga masyrakat berkumpul untuk
secara langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhaammad SAW.
Rasa
harga diri dan kebanggan social tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi
Muhammad SAW mendapat wahyu dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam sholat
dari baitul Maqdis kea rah Baitul haram mekkah, karena dengan demikian mereka
merasa sebagai umat yang memiliki identitas[2]
Adapun
pendidikansosial kewarganegaraan Islam pada masa itu adalah pokok pokokmpikiran
yang terkandung dalam kontstitusi madinah, yang dalam prakteknya diperinci
lebih lanjut dan disempurnakan denga ayat ayat yang turun selama priode
Madinah,
B. Kebijakan
Politik terkait Pendidikan Islam.
Pradigma
Manusia sekarang tentang politik adalah sebuah perkara yang sifatnya sayyiah dan tidak layak diaplikasikan dalam
segala akhwal. Lebih dari itu peranan politik dalam memajukan pendidikan Islam
sangatlah muhim(urgent). Semisal adanya
perpustakaan maktab dan lembaga lembaga pada zaman dulu merupakan hasil dari
kebijakan politik demi menumbuh kembangkan nilai edukatif pada masa itu.
Lebih
dalamnya lagi sebagai pengantar contoh kebijakan politik terkait pendidikan,
ialah penentuan materi yang dipegang langsung oleh Nabi Muhammad SAW secara
oteratif, seperti
1.
Makkah.
Ø
Materi yang diajarkan hanya berkisar
pada ayat-ayat Makiyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuknya yang dikenal
dengan sebutan sunnah dan hadist.
Ø
Materi yang diajarkan menerangkan tentang
kajian keagamaan yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlaq.
2. Madinah.
Ø
Upaya pendidikan yang dilakukan Nabi,
pertama-tama membangun masjid, melalui masjid ini nabi memberikan pendidikan
Islam
Ø Materi
pendidikan Islam yangdiajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlaq,
iabadah,kesehatan jasmani dan pengetahuan kemasyrakatan.
Untuk
melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik, rasulullah telah melakukan
serangkaian kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Proses
pendidikan pada zaman Rasulullah berada di makkah berjalan sebagaimana yang
duharapkan. Hal yang demikian belum dimungkinkan, karena pada saat itu Nabi
Muhammad belum berperan sebagai pemimpin atau kepala Negara, bahakan beliau dan
para pengikutnya berada dalam bayang bayang ancaman pembunuhan kaum kafir
Quraisy. Selama di Makkah pendidikan belangsung dari rumah ke rumah secara
sembunyi sembunyi. Diantara yang terkenal adalah rumah al-Arqom. Langkah yang
bijak yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada tahap awal islam ini adalah
melarang para pengikutnya untuk menampakkan keIslamannya dalam berbagai hal.
Setelah
Masyrakat Islam terbentuk di Madinah, barulah pendidikanIslam berjalan dengan
leluasa dan terbuka secara umum. Kebijakan yang dilakukan Nabi Muhammad pada saat
itu adalah;
1.
Mmembangun Masjid di Madinah, yang
digunakan sebagai tempat dakwah.
2.
Mempersatukan berbagai potensi yang
semula salaing berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan
dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam madinah. Dengan adanya piagam
tersebut terwujudlah keadaan Msyrakat yang harmonis dan damai[3]
Sebagian
banyak Isi artikel ini, diambil dari seumber jurnal pendidikan Islam, buah
karya dari “Hamim hafidin” mahasiswa S2 UIN SGD Bandung parody Ilmu Agama Islam
kosentrasi Ilmu Pendidikan Islam.
0 komentar:
Posting Komentar